welcome ;)

Rabu, 05 Oktober 2011

Liburan ke Gunung Merapi

Pada tanggal 31 Agustus 2011, saya dan keluarga saya pergi berlibur ke Gunung Merapi, di kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta. Perjalanan menggunakan mobil pribadi dari daerah Klaten sekitar pukul setengah 11 pagi. Dan tiba disana sekitar pukul setengah 1 siang.

Sebelum mendaki gunung Merapi, kita harus membayar uang masuk sebesar Rp 3000 per orang. Sebelum tiba dilokasi, kita akan melewati pedesaan yang ada di kaki gunung Merapi tersebut. Masih sempat terlihat sisa –sisa debu vulkanik akibat awan panas berada di atap rumah warga.




Walaupun sudah setahun berlalu, namun hal itu masih belum terlalu banyak memperbaiki keadaan yang ada disekitar gunung Merapi tersebut.

Sekitar beberapa kilometer dari pintu masuk gunung Merapi, kita akan tiba di lokasi. Disana sudah disediakan tempat parkir untuk mobil, motor, maupun bis-bis wisata. Dari tempat parkir, kita tidak bisa membawa kendaraan pribadi untuk mendaki gunung.



Kita bisa berjalan kaki untuk mencapai puncak atau hanya untuk ke lokasi rumah alm. mbah Marijan, juru kunci Gunung Merapi. Atau kita bisa menggunakan ojek yang sudah disediakan disana.

Disekitar tempat parkir juga banyak orang-orang yang berjualan makanan, dan berbagai oleh-oleh.

Untuk menuju lokasi rumah alm. Mbah Marijan, dari tempat parkir jaraknya sekitar satu kilometer. Waktu itu saya memilih untuk berjalan kaki karena pemandangannya juga indah.


Setelah berjalan satu kilometer, saya sampai dilokasi rumah alm. Mbah Marijan. Rumahnya sudah rata dengan tanah karena terserang awan panas. Disana juga ada salah satu mobil yang seharusnya untuk mengevakuasi warga namun mobil tersebut juga terserang awan panas. seperti inilah keadaannya.












Disana juga ada masjid alm. Mbah Marijan yang sudah setengah di renovasi. Setelah puas melihat-lihat saya dan keluarga segera turun. Dan memutuskan untuk menggunakan ojek saja.

Setelah sampai, kami sekeluarga menikmati wedang ronde yang ada disana :)

Disekitar gunung Merapi tersebut, ada banyak yang berjualan berbagai oleh-oleh dan juga makanan khas. Mereka warga yang rumahnya terkena awan panas, tetapi ada juga yang dari luar daerah bencana tersebut.

Sedangkan untuk tukang ojek, mereka adalah warga asli yang terkena bencana. Karena memang sudah ditetapkan seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar